Sarjana Teologi

Visi Misi & Tujuan Program Studi S1 Teologi
Sekolah Tinggi Teologi Widya Agape

Visi

Menjadi program studi teologi yang unggul dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat secara konteks Indonesia di tingkat Asia Tenggara pada tahun 2045.

MISI

  1. Melaksanakan pendidikan inovatif di bidang ilmu teologi untuk menghasilkan sarjana yang kontekstual terhadap perkembangan IPTEK dan berwawasan kebangsaan serta bertakwa pada Tuhan YME;
  2. Mengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kajian ilmu teologi berbasis kontekstual pada penelitian yang berkualitas;
  3. Melakukan pengabdian pada masyarakat dalam rangka penerapan ilmu teologi berbasis kontekstual sesuai kebutuhan masyarakat;
  4. Menciptakan iklim akademik yang kondusif untuk pengembangan ilmu dan keterampilan teologi berbasis kontekstual, yang kompetitif dan dinamis;
  5. Menjalin jejaring dengan kelembagaan dan gereja untuk pengembangan etika dan karakter kontekstual lulusan;
  6. Menciptakan tata kelola yang kredibel, transparan, akuntabel, bertanggung jawab dan adil.

TUJUAN

  1. Menghasilkan sarjana ilmu teologi yang adaptif terhadap perkembangan IPTEKS dan berwawasan kebangsaan serta bertaqwa terhadap Tuhan YME. 
  2. Publikasi karya ilmiah pada level nasional dan internasional. 
  3. Diseminasi dan evaluasi pengembangan ilmu dan keterampilan ilmu teologi berdasarkan kebutuhan masyarakat. 
  4. Budaya akademik yang kondusif untuk pengembangan pengetahuan dan keterampilan ilmu teologi yang kontekstual, kompetitif dan dinamis. 
  5. Terwujudnya jejaring dengan kelembagaan dan gereja untuk pengembangan etika dan karakter lulusan.
  6. Tata kelola program studi yang kredibel, transparan, akuntabel, bertanggung jawab dan adil.

DOSEN

  1. Dr. Joseph Patala, M.Pd.
  2. Dr. Yusuf Tandi, M.A., M.Pd.
  3. Zakaria Yusak Tandung, M.Pd.
  4. Dr. Tan Winda, M.Si.
  5. Yuanita Oping, M.Pd.

Capaian Lulusan Program Studi S1 Ilmu Teologi
Sekolah Tinggi Teologi Widya Agape

CPL-1Mampu menunjukkan nilai-nilai agama, kebangsaan dan budaya nasional, serta etika akademik dalam melaksanakan tugasnya Dibebankan pada matakuliah: Teologi Agama-Agama
CPL-2Menunjukkan karakter tangguh, kolaboratif, adaptif, inovatif, inklusif, belajar sepanjang hayat, dan berjiwa kewirausahaanDibebankan pada matakuliah: Evolusi Teologi (25%)
Evolusi Teologi3024181260Basic Radar ChartDownload SVGDownload PNGDownload CSV
CPL-3Mengembangkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan kreatif dalam melakukan pekerjaan yang spesifik di bidang keahliannya serta sesuai dengan standar kompetensi kerja bidang yang bersangkutan Dibebankan pada matakuliah: Desain Teologi (33.33%) Evolusi Teologi (25%) Visual Digital Dan Multimedia (100%)
Desain Teologi Visual Evolusi KTeologi Visual Digital Dan Multimedia1209060300Basic Radar ChartDownload SVGDownload PNGDownload CSV
CPL-4Mengembangkan diri secara berkelanjutan dan berkolaborasi. Dibebankan pada matakuliah:
Basic Radar Chart
CPL-5Mampu mengembangkan dan mengelola program media informasi, perusahaan dan agensi media, pengembangan media pemasaran, yang berperspektif inklusiDibebankan pada matakuliah: Desain Teologi(33.33%) Pengantar Ilmu Teologi (33.33%)
Desain Teologi Visual Pengantar Ilmu Teologi 4032241680Basic Radar ChartDownload SVGDownload PNGDownload CSV
CPL-6Memiliki kemampuan manajemen media massa pada era disrupsi digital yang memiliki perspektif global dan inklusifDibebankan pada matakuliah: Desain Teologi (33.33%) Evolusi Teologi (50%) Pengantar Ilmu Teologi (33.33%)
Desain Teologi Visual Evolusi Teologi Pengantar Ilmu Teologi50403020100Basic Radar ChartDownload SVGDownload PNGDownload CSV
CPL-7Mampu menganalisis permasalahan sosial dan mengembangkan program pemberdayaan masyarakat.Dibebankan pada matakuliah: Pengantar Ilmu Teologi (33.33%)
Pengantar Ilmu Teologi4032241680Basic Radar ChartDownload SVGDownload PNGDownload CSV
CPL-8Mampu mengelola bisnis di bidang teologi dan media Dibebankan pada matakuliah:
Basic Radar Chart

Rekap CPL Program Studi S1 Ilmu Teologi
Sekolah Tinggi Teologi Widya Agape

Nama MatakuliahSksCapaian Lulusan (CPL)Total
CPL1CPL2CPL3CPL4CPL5CPL6CPL7CPL8
Pengantar Ilmu Teologi333.33%33.33%33.33%99.99 %
Desain Teologi333.33%33.33%33.33%99.99 %
Evolusi Teologi325%25%50%100 %
Visual Digital dan Multimedia3100%100 %

Profil Lulusan Program Studi S1 Ilmu Teologi
Sekolah Tinggi Teologi Widya Agape

  • Marketing Communication Specialist
    Lulusan mampu mengembangkan dan mengelola program pemasaran dan korporat serta pengembangan pemasaran dan memiliki perspektif inklusi 
  • Management Media Professional
    Lulusan memiliki kemampuan manajemen massa, era disrupsi digital yang memiliki perspektif inklusi secara nasional dan internasional
  • Communication and Social Development Consultant
    Lulusan mampu menganalisis perubahan sosial termasuk pengembangan program pemberdayaan masyarakat dan memiliki perspektif inklusi
  • Entrepreneur
    Lulusan mampu merencanakan, mengelola, dan mengevaluasi strategi berbasis TIK dalam pengembangan kewirausahaan.

Struktur Kurikulum S1 Ilmu Teologi
Sekolah Tinggi Teologi Widya Agape

Kurikulum S1 Ilmu Teologi 2024-2028

Semester ke 1

KodeMata KuliahSKSWajib?
7020103006Dasar Jurnalistik3.00
7020103112Evolusi Teologi3.00
7020103022Teologi Antarpersona3.00
7020103139Teologi Dan Perubahan Sosial3.00
7020103029Teologi Pemasaran3.00
1000002018Pancasila2.00
7020103059Pengantar Ilmu Teologi3.00

Semester ke 2

KodeMata KuliahSKSWajib?
7020103013Fotografi3.00
7020103026Teologi Lintas Budaya3.00
7020103028Teologi Organisasi3.00
100000202xTeologi Agama-Agama2.00
1000002033Kewarganegaraan2.00
7020102121Tehnik Penulisan Karya Ilmiah2.00
7020103084Teori Teologi3.00

Semester ke 3

KodeMata KuliahSKSWajib?
1000002003Bahasa Indonesia2.00
7020103008Desain Teologi3.00
7020103131Teologi Pastoral3.00
7020103141Pastoral Keluarga3.00
7020103021Homiletika3.00
7020103116Manajemen Pendidikan3.00
7020103044Marketing Sosial3.00
7020103051Metode Penelitian 3.00
7020103115Perencanaan Pembelajaran3.00
7020103077Strategi Pembelajaran3.00
7020102081Statistika2.00
7020103083Tanggung Jawab Sosial Gereja3.00

Semester ke 4

KodeMata KuliahSKSWajib?
7020102143Education -Entertainment2.00
7020102144Filmologi2.00
1000002176Kewirausahaan2.00
7020103030PAK Anak3.00
7020103031Teologi Politik3.00
7020103034Kreativita Pembelajaran3.00
7020103038Manajemen Pembelajaran3.00
7020103137Sejarah Perkembangan Teologi3.00
7020103049Meeting, Incentive, Convention, Exhibition (Mice)3.00
7020103050Metode Penelitian 3.00
1000002047PAK Remaja Pemuda2.00
7020102142Penulisan Humas2.00
7020103103Social Media Life3.00
7020103085Visual Digital Dan Multimedia3.00

Semester ke 5

KodeMata KuliahSKSWajib?
1000002046Literasi Digital2.00
7020102002Bahasa Inggris Bidang Ilmu Teologi2.00

Semester ke 6

KodeMata KuliahSKSWajib?
7020104138Evaluasi Pelaksanaan Magang4.00
7020104132Kinerja Penggembalaan4.00
7020104134Interaksi Dan Teologi Penggembalaan4.00
7020104133Keterampilan Bidang Pastoral4.00
7020104135Proyek Teologi4.00

Semester ke 7

KodeMata KuliahSKSWajib?
7020103095Branding3.00
7020103102Creative Writing3.00
7020103104Excellent Services And Hospitality3.00
7020103025PAK Dewasa3.00
7020103117Teologi Publik3.00
7020103042Marketing Gereja3.00
7020103130Media Dan Budaya3.00
7020103053Patologi Sosial3.00
7020103067Perilaku Jemaat Dan Gaya Hidup3.00

Semester ke 8

KodeMata KuliahSKSWajib?
7020106079Skripsi6.00

Evaluasi Kurikulum Program Studi S1 Ilmu Teologi
Sekolah Tinggi Teologi Widya Agape

Kurikulum tahun 2023 mempunyai beban 152 sks dengan komposisi sebagai berikut:  1. Mata Kuliah Wajib Nasional: 8 SKS 2. Mata kuliah WajibSekolah Tinggi: 4 SKS 3. Mata kuliah Program Studi: 137 SKS Kurikulum tahun 2023 turut dievaluasi secara kritis terkait mata kuliah dengan bahan kajian sekaligus capaian pembelajaran mata kuliah serta menyesuaikan dengan Sistem Kurikulum Merdeka termasuk perubahan mata kuliah wajib nasional dan mata kuliah wajib sekolah tinggi. Proses pengumpulan data dan informasi dianalisis dan hasilnya digunakan untuk mengoptimalkan kinerja kurikulum agar menjadi lebih efektif (evaluasi formatif) atau digunakan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan (evaluasi sumatif). Perubahan pokok dalam kurikulum 2023 untuk mengakomodasi kurikulum merdeka dijelaskan dalam tabel pokok perubahan dalam kurikulum.

1. Evaluasi Kurikulum

Evaluasi kurikulum perlu dilakukan untuk mencermati relevansi seluruh komponen penting kurikulum sesuai dengan dinamika kebutuhan stakeholders dan perubahan masyarakat maupun kebutuhan pengembangan program studi itu sendiri. Dalam pengembangan kurikulum, evaluasi kurikulum yang sedang digunakan (on going curriculum) diperlukan untuk memperoleh informasi terkait relevansi kurikulum berjalan dengan kurikulum yang akan dikembangkan. Tujuan evaluasi kurikulum adalah untuk memperoleh informasi tentang penerapan kurikulum berjalan yang meliputi keterlaksanaan, kepraktisan, dan keefektifan kurikulum serta memperoleh data dan informasi terkait kurikulum berjalan untuk pengambilan keputusan tentang perbaikan dalam tataran kualitas pelaksanaan dan untuk pengembangan kurikulum prodi di STTWA yang akan datang, mencakup hal-hal yang perlu dipertahankan, diubah, diperbaiki, dikurangi, atau ditambahkan, serta kesesuaian dengan perkembangan IPTEKS. Evaluasi kurikulum berjalan berupa kesesuaian terhadap jenjang yang dipersyaratkan di KKNI, esensi kurikulum (kurikulum sekolah yang sedang berlaku untuk kurikulum kependidikan di STTWA), review learning outcomes atau kompetensi yang diperlukan pasar, dan evaluasi terhadap relevansi mata kuliah terhadap CPL menurut alumni dan pengguna lulusan. Evaluasi juga dilakukan oleh pakar dalam Focus Group Disscusion (FGD) yang juga melibatkan stakeholders seperti dosen, mahasiswa, alumni, pengguna lulusan, dan pemangku kepentingan lainnya. Data dan informasi yang diperoleh dari proses tersebut digunakan sebagai dasar untuk merancang dan menetapkan kurikulum prodi yang sesuai dengan KKNI dan tuntutan zaman.

Mekanisme evaluasi kurikulum dilakukan untuk memastikan keberhasilan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) prodi dalam memenuhi standar pendidikan nasional yang disebutkan dalam Permendikbudristek No. 53 tahun 2023, pasal 5 yang terdiri atas:

  1. Standar luaran pendidikan, yaitu standar kompetensi lulusan; 
  2. Standar proses pendidikan, meliputi standar pembelajaran; penilaian; dan pengelolaan); 
  3. Standar masukan pendidikan, meliputi standar isi; standar dosen dan tenaga kependidikan; standar sarana dan prasarana; dan standar pembiayaan)

Ke tiga standadr tersebut menjadi acuan dalam menyusun, menyelenggarakan, dan mengevaluasi kurikulum, berikut ilustrasi dalam evaluasi kuirikulum di Prodi S1 Teologi :

2. Tracer Study

Tracer Study merupakan studi pelacakan jejak alumni dalam hal pencarian kerja, situasi kerja dan pemanfaatan pemerolehan kompetensi selama kuliah dengan tujuan untuk memperoleh umpan balik dari alumni. Secara umum kegiatan ini adalah salah satu bentuk pengumpulan data secara berkala Berdasarkan Permendikbudristek No. 53 tahun 2023, tracer studi dapat dilihar dari aspek berikut: 

  1. aktivitas pembelajaran pada setiap angkatan; 
  2. jumlah mahasiswa aktif pada setiap angkatan; 
  3. Masa Tempuh Kurikulum; 
  4. masa penyelesaian studi mahasiswa; dan 
  5. tingkat serapan lulusan mahasiswa di dunia kerja.

yang bertujuan untuk mengetahui persepsi pengguna lulusan terhadap kinerja lulusan maupun persepsi lulusan kepuasan lulusan terhadap kinerja Program Studi S1 Teologi STT Widya Agape yang terjabarkan menjadi beberapa tujuan, diantaranya untuk mengetahui :

  1. Outcome pendidikan sudah sesuai dengan kebutuhan Iduka (termasuk masa tunggu kerja dan proses pencarian kerja pertama) situasi kerja terakhir dan aplikasi kompetensi ke dunia kerja;
  2. Output pendidikan yaitu penilaian diri terhadap penguasaan dan pemerolehan kompetensi; 
  3. Process pendidikan yakni berupa evaluasi proses pembelajaran dan kontribusi pendidikan tinggi terhadap pemerolehan kompetensi; 
  4. Input pendidikan terkait penggalian lebih lanjut terhadap sosiogeografis lulusan.

Yang kemudian dari tujuan umum tersebut, Tracer Study dijabarkan kembali menjadi beberapa fokus informasi yang digali yakni  Waktu dan proses memperoleh pekerjaan, serta jumlah lamaran yang pernah diajukan; Waktu tunggu yang dibutuhkan (sebelum dan sesudah lulus) untuk mendapatkan pekerjaan; Kondisi alumni saat ini (bekerja/berwirausaha/sedang studi lanjut); Kesesuaian kompetensi lulusan dengan bidang kerja;.  Dari hasil Tracer Study Prodi S1 Teologi STT Widya Agape yang di lakukan pada tahun 2023 untuk alumni tahun 2022 diketahui bahwa Berdasarkan Gambar 1 secara kuantitas menunjukkan bahwa pengisian tracer study mengalami progres ke arah positif, dimana pada akhir bulan Maret (Triwulan 1) data yang masuk untuk alumni lulusan 2022 yang mengisi sejumlah 20,00%, kemudian meningkat di akhir bulan Juni (Triwulan 2) sejumlah 55,00% alumni yang mengisi, selanjutnya di akhir bulan September (Triwulan 3) sejumlah 85,00% telah berhasil mengisi, dan terakhir data bulan November (Triwulan 4) menunjukkan data tetap alumni yang telah mengisi tracer study sejumlah 100,00%. Progres positif ini tidak terlepas dari dukungan dan kerjasama semua pihak baik pada tingkat Universitas, Fakultas maupun prodi S1 Teologi STT Widya Agape. Secara kualitas menunjukkan bahwa progres data menunjukkan ke arah positif. Pada Triwulan 1 berhasil terdata sejumlah 4,35% alumni yang lulus kurang dari 6 bulan dan memiliki gaji 1,2x UMP/wirausaha/studi lanjut. Pada triwulan 2 sejumlah 15,75% alumni lulusan tahun 2022 kurang dari 6 bulan dan memiliki gaji 1,2x UMP/wirausaha/studi lanjut. Pada triwulan 3 sejumlah 20,55% alumni yang lulus kurang dari 6 bulan dan memiliki gaji 1,2x UMP/wirausaha/studi lanjut. Dan terakhir pada triwulan 4 sejumlah 28,57% alumni yang lulus kurang dari 6 bulan dan memiliki gaji 1,2x UMP/wirausaha/studi lanjut. lumni Program Studi S2 Manajemen Pendidikan yang lulus tahun 2022 dan mendapatkan pekerjaan pertama menunjukkan sebanyak 1 alumni mendapatkan pekerjaan 1 bulan setelah lulus. Berikutnya, sebanyak 1 alumni mendapatkan pekerjaan pertama pada 3 bulan setelah lulus. Sebanyak 1 alumni mendapatkan pekerjaan pertamanya pada bulan ke 6 setelah mereka lulus. Sedangkan terdapat 1 alumni mendapatkan pekerjaan pertamanya pada bulan ke 6-12 bulan setelah mereka lulus. Rata-rata masa tunggu alumni lulusan 2022 dalam mendapatkan pekerjaan pertama adalah 5,5 bulan. alumni Program Studi S1 Teologi STT Widya Agape yang bekerja sejumlah 3 alumni dan mayoritas berpenghasilan 4,000,001 – 5,000,000 yaitu sebanyak 3 alumni dengan rata-rata pendapatan sebesar Rp 5.000.000. Sedangkan dari sisi alumni Program Studi S2 Manajemen Pendidikan yang berwirausaha sendiri mayoritas juga berpenghasilan/laba bersih 5,000,001 – 10,000,000 yaitu sebanyak 2 alumni dengan rata-rata pendapatan sebesar Rp 10.000.000. dari keseluruhan ratarata pendapatan alumni Program Studi S2 Manajemen Pendidikan baik yang bekerja maupun berwirausaha adalah sebesar Rp 7.500.000.

Berdasarkan hasil penelusuran, jenis pekerjaan alumni program studi S1 Teologi STT Widya Agape terbagu menjadi beberapa profesi, diantaranya, Guru sebesar 20% dari populasi, Pelayan Gereja sebesar 60% dari populasi , dan Konsultan  Pendidikan sebesar 20% dari populasi. Seluruh alumni Program Studi STeologi STT Widya Agape dengan tahun lulus 2023 yang telah mendapatkan pekerjaan, memiliki tingkat kesesuaian antara bidang studi yang telah di tempuh pada perkuliahan dengan pekerjaan yang dijalani saat ini, sebanyak 80,0%, responden menilai antara bidang studi yang telah di tempuh pada perkuliahan dengan pekerjaan yang dijalani saat ini adalah sangat erat, terdapat 20,0% merasa keeratan antara bidang studi yang telah di tempuh pada perkuliahan dengan pekerjaan yang dijalani saat ini adalah erat, sebanyak 0,0% menilai cukup erat antara bidang studi yang telah di tempuh pada perkuliahan dengan pekerjaan yang dijalani saat ini, ada 0,0% alumni menilai kurang erat, dan sisanya menilai tidak erat sama sekali sebanyak 0,0%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas menilai cukup erat antara bidang studi dengan bidang pekerjaan yang saat ini digeluti alumni.

Landasan Perancangan Kurikulum Program Studi S1 Ilmu Teologi
Sekolah Tinggi Teologi Moriah

Kurikulum merupakan cermin dari kehidupan masyarakat yang saling berinteraksi dan membentuk komunitas kehidupan yang kompleks sebagai masyarakat sosial. Oleh karena itu dalam proses pengembangan kurikulum perlu memperhatikan aspek sosiologis yang diangkat dari kehidupan masyarakat. Masyarakat Indonesia yang berlandaskan filosofi Pancasila dikenal sebagai masyarakat majemuk yang terdiri dari beragam suku, adat dan bahasa namun mempunyai cita-cita ke arah yang sama selanjutnya dicerminkan dalam Bhineka Tunggal Ika. Secara sosiologis penyusunan kurikulum program studi diarahkan pada perwujudan mahasiswa yang mempunyai skill design, adaptif terhadap teknologi dan mumpuni dalam merespon persoalan aktual. Prodi ini dikembangkan untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang professional dan mampu bersaing di era industri 4.0, dan menguasai kompetensi untuk menjadi praktisi sekaligus pengembang program di bidang media, industri kreatif, dan community relations. Program studi Ilmu Teologi memiliki kekuatan pada kemampuan menajemen media massa, Teologi pemasaran, dan community relations, serta analisis kondisi secara tepat dan terukur. Manajemen media massa terfokus pada pengelolaan dan pengembang media baik cetak, elektronik, digital, online maupun streaming. Sedangkan kompetensi yang tercakup dalam teologi dan perubahan sosial meliputi pengembangan program pemberdayaan masyarakat. Teologi pemasaran merupakan pengembangan dan pengelolaan program media informasi instansi dan korporat serta pengembangan media pemasaran. Tiga penting fokus kekuatan bidang fokus kompetensi di prodi mengacu pada era information communication technology (ICT’s) yang semakin masif. Perkembangan teknologi yang begitu cepat banyak merubah tatanan sosial. Salah satu hal yang begitu penting untuk diperhatikan adalah kemampuan menyampaikan pesan secara kreatif dan inovatif ditengah begitu banyak informasi yang hadir dalam kehidupan. Dalam kontek diatas kehadiran Program Studi Strata I Ilmu Teologi menjadi penting dan relevan.

Perancangan dan pengembangan kurikulum Prodi S2 Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Unesa dilandasi denganfondasi yang kuat, baik secarafilosofis, sosiologis, psikologis, historis, maupun secara yuridis. Landasan-landasan sebagaimana dimaksud diuraikan sebagai berikut.

1. Landasan Filosofis

    Landasan filosofis mendasari pengembangan kurikulum dalam menentukan kualitas lulusan (output) yang akan dihasilkan dari proses transformasi implementasi kurikulum, yang meliputi sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi mahasiswa, asesmen terhadap proses dan hasil belajar, maupun hubungan mahasiswa dengan masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

    Kurikulum Prodi S1 Teologi STT Widya Agape dikembangkan dengan landasan filosofis yang mendasari pengembangan seluruh potensi mahasiswa untuk menjadimanusia Indonesia berkualitas yang secara hierarkismerujuk pada Tujuan Pendidikan Nasional, Visi STTWA, dan Visi Prodi S1 Teologi STT Widya Agape. Berdasarkan hal tersebut, artikulasi landasan pengembangan kurikulum Prodi S1 Teologi STT Widya Agape meliputi: (1) pendidikan merupakan upaya mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter yang dapat meningkatkan harkat dan martabatmanusia, sehingga pendidikian harus berorientasi pada tujuan yang holistik, yaitu mengembangkan kecerdasan intelektual emosional, sosial dan spritual; (2) Pendidikan merupakan proses transformasi budaya yang menghasilkan pembaharuan dan inovasi dalam Bidang Teologi untuk membangun kehidupan bangsa di masa kini dan di masa yang akan datang yang didasarkan pada nilai-nilai budaya bangsa dan; (3) Hasil dari proses pendidikan berkontribusi positif terhadap pengembangan keilmuan Bidang Manajemen Pendidikan, peningkatan sumber daya manusia bidang pendidikan, penyelenggaraan sistem pendidikan khususnya, dan masyarakat pada umumnya di masa kini dan yang akan datang.

    Berbagai pandangan filosofis berikut memperkuat pentingnya kebutuhan tenaga kependidikan yang profesional. Dari sudut pandang ontologi, pengetahuan administrasi dan manajemen menekankan bahwa perilaku manajer merupakan fungsi dari sistem keyakinan diri seseorang, sedangkan keyakinan diri merupakanperwujudan dari asumsi metafisik yang dimilikinya (Hodgkinson, 1996). Asumsi-asumsi metafisik ini pada gilirannya memengaruhi idealisme, komitmen, motivasi, dan kinerja aktual seseorang manajer. Epistimologi pengetahuan administrasi dan manajemen menekankan pentingnya pekerjaan administrasi dikelola secara logis dan rasional untuk mencapai tujuan secara efektifdan efisien. MenurutHodgkinson (1996), perbedaan antara Pastor yang kompeten dan Pastor yang kurang kompeten terletak pada kapasitas dan ketajaman logika mereka. Aksiologi pengetahuan administrasi dan manajemen menekankan pentingnya nilai-nilai kebenaran, etika dan estetika dalam praktik manajemen pendidikan, khususnya dalam pengambilan kebijakan atau pengambilan keputusan. Dalam konteks ini pengambilan keputusan dalam manajemen hendaknya mengacu pada nilai nilai pendidikan secara universal, nilai-nilai Pancasila yang dipegang teguh oleh bangsa Indonesia, dan nilai-nilai bagi pemanusiaan peserta didik pada umumnya.

    2. Landasan Sosiologis

    Landasan sosiologis mendasari pengembangan kurikulum Prodi S1 Teologi STT Widya Agape yang berorientasi pada relevansi pemerolehan pengalaman belajar dengan perkembangan personalsosial pembelajar. pengembangan kurikulum sebagai perangkat pendidikan yang terdiridari tujuan, materi, kegiatan belajar dan lingkungan belajar harus mampu memberikan pengalaman belajar yang bukan hanya bersifat progresif terhadap proses pembelajaran yang berorientasi kepada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, namun juga harus bersifat konservatif terhadap kebudayaan yang harus diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Keragaman latar budaya pembelajar (mahasiswa) harus dapat diberdayakan untuk menghasilkan capaian pembelajaran yaitu jiwa toleransi terhadap keragaman.

    Pengembangan kurikulum beriorientasi pada pemberian pengalaman belajar yang diharapkan dapat memunculkan kelicahan budaya (cultural agility) sebagai mega kompetensi yang wajib dimiliki oleh calon profesional di abad ke-21, yang terdiri dari minimasisasi budaya, adaptasi budaya, dan integrasi budaya. Hal ini selaras dengan konsep “Tri-Kon” yang digagas oleh Ki Hadjar Dewantoro, yaitu kontinuitas, konvergensitas, dan konsentrisitas.

    Lunenburg (2010) mengemukakan bahwa pendidikan merupakan suatu sistem terbuka dengan lima elemen dasar yaitu masukan, proses transformasi, luaran, balikan, dan lingkungan. Hal itu membawa dua implikasi. Pertama, pendidikan perlu mengembangkan tata kelola internalnya secara efektif dan efisien melalui penataanelemen masukan, proses, dan luaran. Kedua, pendidikan perlu membuka diri terhadap perubahan lingkungan yang terjadi di masyarakat.

    3. Landasan Psikologis

    Kurikulum Prodi S1 Teologi STT Widya Agape dirancang dan dikembangkan dengan orientasi mendorong mahasiswa secara terus menerus untuk meningkatkan keingintahuan dan motivasi mahasiswa dalam menerapkan belajar sepanjang hayat (lifelong learning). Aktualisasi Prodi S1 Teologi STT Widya Agape dalam meningkatkan ketercapaian implementasi belajar sepanjang hayat (lifelong learning) diejawantahkan melalui upaya mewujudakan dan meningkatkan students’ wellbeing mahasiswa sebagai pembelajar.

    Kurikulum Prodi SS1 Teologi STT Widya Agape dikembangkan untuk: (1) memfasilitasi mahasiswa belajar sehingga mampu menyadari peran dan fungsinya dalam lingkungannya; (2) kurikulum yang dapat menyebabkan mahasiswa berpikir kritis, dan berpikir tingkat dan melakukan penalaran tingkat tinggi (higher order thinking); (3) kurikulum yang mampu mengoptimalkan pengembangan potensi mahasiswa menjadi manusia yang diinginkan (Zais, 1976, p. 200); (4) kurikulum yang mampu memfasilitasi mahasiswa belajar menjadi manusia yang paripurna, yakni manusia yang bebas, bertanggung jawab, percaya diri, bermoral atau berakhlak mulia, mampu berkolaborasi, toleran, dan menjadi manusia yang terdidik penuh determinasi kontribusi untuk tercapainya cita-cita dalam pembukaan UUD 1945.

    4. Landasan Historis

    Landasan historis pengembangan kurikulum mengacu pada berbagaipengalaman sejarah yang berpengaruh terhadap kurikulum yang dikembangkan. Pengkajian tentang landasan historis akan memberikan pemahaman yang lebih jelas dan utuh tentang kurikulum, baik pada dimensi masa lalu, masa kini, dan masa depan. Kurikulum Prodi S1 Teologi STT Widya Agape dikembangkan untuk: (1) memfasilitasi mahasiswa belajar sesuai dengan eranya; (2) mampu mewariskan nilai budaya dan sejarah keemasanbangsa-bangsa masa lalu, dan mentransformasikan dalam era di mana mahasiswa sedang belajar; (3) kurikulum yang mampu mempersiapkan mahasiswa agar dapat hidup lebih baik di abad 21, memiliki peran aktif di era industri 4.0, serta mampu membaca tanda-tanda perkembangannya.

    5. Landasan Yuridis

    Landasan hukum merupakan landasan yang menjadi dasar atau rujukan pada Pedoman Pengembangan, Implementasi, dan Evaluasi Kurikulum. Kurikulum Prodi S1 Teologi STT Widya Agape ini disusun berdasarkan peraturan dan kebijakan yang berlaku meliputi :

    1. Pancasila dan UUD 1945; 
    2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 
    3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586); 
    4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336); 
    5. Peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan; 
    6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Pendidikan Tinggi; 
    7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 37 Tahun 2022 tentang Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum Universitas Negeri Surabaya; 
    8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI); 
    9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2013 tentang Penerapan KKNI Bidang Perguruan Tinggi; 
    10. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 6 tahun 2022 tentang Ijazah, Sertifikat Kompetensi, Sertifikat Profesi, Gelar, dan Kesetaraan Ijazah Perguruan Tinggi Negara Lain; 
    11. Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia No. 123 Tahun 2019 tentang Magang dan Pengakuan Satuan Kredit Semester Magang Industri untuk Program Sarjana dan Sarjana Terapan; 
    12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 7 Tahun 2020 tentang Pendirian Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta; 
    13. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia No. 13 Tahun 2022 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 Tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024; 
    14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti; 
    15. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi; 
    16. Peraturan Rektor Universitas Negeri Surabaya No. 15 Tahun 2023 tentang Kurikulum Universitas Negeri Surabaya; 
    17. Rencana Strategis Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 2020-2024; 
    18. Rencana Strategis (Renstra) STT Widya Agape 2020-2025; 
    19. Rencana Pengembangan Jangka Panjang (RPJP) STT Widya Agape 2022-2045; 
    20. Renstra prodi S1 Teologi STT Widya Agape. 

    Dalam menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas, prodi S1 Teologi mengembangkan kurikulum ke dalam dokumen yang dinamis, diperbarui secara berkesinambungan, menjadi referensi dalam keseharian, direfleksikan, serta terus disusun sesuai dengan evaluasi serta kebutuhan satuan pendidikan melalui prinsip Relevansi, FleksibilitasKontinuitas, Efisiensi dan keefektifan . Adapun beberapa aspek yang menjadi pertimbangan utama dalam pengembangan kurikulum ini meliputi:

    1. Tuntutan kebutuhan kualifikasi kerja : Sepertiyang diamanahkan melalui Perpres No. 08 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Perpres ini menjadi acuan dalam penyusunan capaian pembelajaran lulusan dari setiap jenjang pendidikan secara nasional. Dengan adanya Perpres No. 08 Tahun 2012 dan Undang-Undang Perguruan Tinggi No. 12 Tahun 2012 pasal 29 ayat (1), (2), dan (3), penyusunan kurikulum dan pengelolaan perguruan tinggi pada setiap prodi yang ada di UNESA akan mengarah pada kebutuhan kualifikasi kerja yang berbasis pada capaian pembelajaran (learning outcomes).
    2. Kebutuhan Masyarakat : Masyarakat adalah sebuah lembaga yang dinamis. Kedinamisan itu terjadi akibat tuntutan perkembangan masyarakat yang tumbuh pesat dan kebutuhan terhadap tatanan kehidupan yang lebih mapan. Pengembangan kurikulum dituntut untuk mampu mengakomodasi perkembangan masyarakat dan isu-isu 12 yang berkembang saat itu. Misalnya pada abad ke-21 ini isu yang terkait dengan pengembangan SDM di antaranya adalah sebagai berikut :

    a. Keterampilan SDM yang dibutuhkan di abad ke-21 (the 21st century skills)

    Keterampilan abad ke-21 merupakan kombinasi pengetahuan, keterampilan, keahlian, dan literasi yang harus dikuasai mahasiswa untuk dapat sukses di dunia kerja dan kehidupan sehari-hari.

    b. Sustainable Development Goals (SDGs)

    Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) yang dideklarasikan pada tanggal 25 September 2015 merupakan bentuk komitmen internasional untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat secara global. Menyikapi hal tersebut, pemerintah Indonesia menuangkan komitmen terkait TPB pada Perpres Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. TPB dapat didefinisikan sebagai “pembangunan yang menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, pembangunan yang menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, pembangunan yang menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang menjamin keadilan dan terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas hidup dari satu generasi ke generasi berikutnya” (Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, 2020).

    c. Pendidikan 4.0 (Education 4.0)

    Pendidikan 4.0 (Education 4.0) adalah periode saat pendidikan tinggi menerapkan metode pembelajaran baru, alat pembelajaran dan manajemen yang inovatif, dan infrastruktur cerdas dan berkelanjutan terutama dilengkapi dengan TIK baru dan berkembang untuk meningkatkan proses pembentukan pengetahuan dan pemindahan informasi. Pendidikan 4.0 pada pendidikan tinggi memiliki empat komponen inti seperti Kompetensi, Metode pembelajaran, TIK, dan infrastuktur

    d. Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM)

    Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, mencetuskan kebijakan MBKM pada awal tahun 2020. Salah satu program dari kebijakan MBKM adalah Hak Belajar Tiga Semester bagi Mahasiswa di Luar Program Studi. Program ini bertujuan memberikan kesempatan bagi mahasiswa mengembangkan kompetensi, inovasi, kreativitas, kapasitas, kepribadian, kemandirian, dan membangun pengetahuan melalui pengalaman langsung di lapangan. Program MBKM tersebut bersandar pada prinsip filosofis Pendidikan Progresivisme yang menekankan terpenuhinya kebutuhan dan kepentingan mahasiswa melalui belajar membangun pengalaman hidup.

    e. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni (IPTEKS)

    Pengembangan kurikulum harus mampu mengakomodasi isu-isu yang berkembang akibat perkembangan IPTEKS sesuai dengan zaman dan perubahannya. Isu-isu IPTEKS yang berdampak pada bidang pendidikan dan pengelolaan pendidikan yang berkembang pada abad 21 ini antara lain Dual Degree/Double Degree; Earning Credit; Pendidikan Jarak Jauh (Distance learning) dan Kompetisi serta kolaborasi secara internasional/global.